Tambah Pemasukan Rumah Tangga, Ibas Dorong UKM Arang Batok Kelapa Berkembang
Briket arang adalah salah satu energi alternatif atau terbarukan yang dapat digunakan untuk menghemat pemakaian bahan bakar minyak. Briket arang merupakan hasil modifikasi dan inovasi dari arang kayu. Biasanya banyak terbuat dari bahan dasar kayu, tetapi masyarakat di Desa Guyung, Ngawi, Jawa Timur bisa memproduksi briket dari dasar batok kelapa. UMKM yang mampu membuka lapangan pekerjaan untuk warga desa ini memproduksi hingga 2 kuintal arang per hari.
“Salah satu bentuk kecerdasan dan kehebatan masyarakat Desa Guyung, di sini punya UMKM Sumber Arang Makmur binaan pak kades, yang bisa menyulap batok kelapa jadi arang atau briket,” ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono saat berkunjung ke Desa Guyung (17/6/2023).
Dalam kunjungannya, pria yang akrab disapa Ibas ini juga terlibat langsung mencoba proses pencetakan dan pemotongan arang. Rupanya, pembuatan arang batok kelapa memiliki proses yang cukup panjang. Bersama pegawai lainnya, Ibas terlihat begitu terampil memotong arang yang sudah dicetak.
Pada awalnya, api dinyalakan pada sebuah drum besar dan batok kelapa dimasukkan secara bertahap hingga penuh. Api harus terus menyala sampai proses pembakaran selesai, setidaknya memerlukan waktu kurang lebih 8 jam. Batok kelapa yang dipilih pun harus berkualitas dan benar-benar kering, agar proses pembakaran dapat bekerja maksimal. Setelah batok kelapa terbakar seutuhnya, api akan dimatikan. Batok kelapa yang sudah menghitam dibiarkan terlebih dahulu hingga dingin, sebelum nantinya akan digiling menjadi serbuk dan dicetak.
"Mas Ibas bersama Partai Demokrat mendukung penuh agar UMKM daerah terus tumbuh dan membantu perekonomian masyarakat sekitar. Bayangkan, kalau kita bisa menghemat proses memasak dengan menggunakan arang, insyaallah pengeluaran kita semakin hari jadi lebih murah. Apalagi kalau briket kelapa meniko hasilnya dari desa yang sama-sama kita tinggali. Untuk itu, mari sesarengan kita dukung dan dorong UMKM briket arang batok kelapa di Desa Guyung yang kita cintai ini,” tuturnya.
Briket arang yang diproduksi UMKM Makmur dibandrol harga Rp4.000 per kilo. Sementara ini, pemasaran dan penjualan masih di sekitar wilayah Desa Guyung. Akan tetapi, Ibas berharap jika suatu saat produksi arang batok kelapa dari Desa Guyung dapat merambah hingga ke luar negeri. “Kita juga ingin arang dari batok kelapa bisa jadi komoditas ekspor ke luar negeri. Saat ini, arang batok kelapa dari Indonesia sudah sampai Perancis, Belgia, Belanda, Korea Selatan, dan masih banyak lagi. Semoga produksi UMKM Sumber Arang Makmur ini juga bisa menyusul agar bisa diekspor,” ujar Ibas.
“Saya yakin, berkat tangan-tangan andal dari bapak-ibu yang ada di sini, bisa menjadikan usaha rumahan arang batok kelapa menjadi penghasilan yang membuat kita jadi lebih bahagia,” imbuhnya.
Pemilik UMKM Sumber Arang Makmur, Heri Siswanto menuturkan, saat ini usaha arang batok kelapa masih terkendala terkait bahan baku dan pemasaran. Ketersediaan batok kelapa di wilayah Desa Guyung masih sulit ditemui. Selain itu, pemasaran produk juga belum maksimal hingga ke luar daerah dikarenakan minimnya alat produksi. “Jualnya masih di sekitar sini-sini aja, mau dipasarkan lebih jauh tapi mesin ovennya (untuk pembakaran) tidak punya,” tutur Heri.
Meskipun demikian, Ratna, istri Heri, mengaku sangat terbantu dengan kedatangan Ibas. “Terima kasih untuk Mas Ibas dan Partai Demokrat atas kedatangannya ke Desa Guyung. Saya mewakili UMKM kecil sangat berterima kasih bisa mengangkat UMKM kami agar bisa lebih maju dan membantu para warga di sekitar sini,” ujar Ratna.
“Kami selalu mendoakan, semoga Mas Ibas dan keluarga diberi kesehatan, selalu dalam lindungan Allah SWT, dan bisa terus memperhatikan rakyat kecil seperti kami,” lanjutnya.
Sri Muryani, salah satu warga desa yang mendapat sembako dari Ibas, sangat bersyukur. “Alhamdulillah, terima kasih Mas Ibas atas segala bantuan yang telah diberikan sampai hari ini. Semoga kedepannya Mas Ibas bisa terus membela kepentingan rakyat kecil, dan kelak jadi pemimpin yang bisa membantu mengangkat perekonomian masyarakat,” ujar Sri.