Nasional

Perkuat Sosial, Lawan Radikalisme! Ibas: Edukasi 4 Pilar Kebangsaan Lewat Keluarga


Perkuat Sosial, Lawan Radikalisme! Ibas: Edukasi 4 Pilar Kebangsaan Lewat Keluarga

Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan bahwa salah satu cara memperkuat sosial dan melawan radikalisme adalah dengan edukasi 4 pilar kebangsaan melalui peran keluarga. Keterlibatan keluarga, lingkungan, masyarakat, juga harus tahu bagaimana kita bisa menjaga lingkungan yang sehat, lingkungan yang jauh dari faham-faham radikal dan ekstrim, lingkungan yang lebih toleran.

Hal tersebut disampaikan Ibas dalam acara Sosialisai 4 Pilar Kebangsaan MPR RI dengan tajuk “Berbeda Tetap Satu: Perkuat Sosial, Lawan Radikalisme.” Kamis (12/12/24).

Acara ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Hadir pula, M. Syauqillah, Ketua Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia.

“Kepedulian kita dan semangat kita untuk bersama-sama memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, beetuuul yaa..?” serunya pada diskusi pada pagi hari ini, diikuti riuhan mahasiswa.

Dalam diskusi tersebut, Ibas menjelaskan bahwa memahami nilai-nilai kebangsaan adalah langkah awal untuk melawan radikalisme dan memperkuat persatuan. Pancasila menjadi fondasi utama yang menanamkan nilai keadilan, persatuan, dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan prinsip demokrasi dan keadilan sosial yang menjadi pedoman sistem pemerintahan. Selain itu, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah kewajiban bersama untuk melindungi wilayah dan kedaulatan bangsa dari segala ancaman perpecahan. Tak kalah penting, nilai Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan penghormatan terhadap keberagaman suku, agama, dan budaya sebagai kekuatan utama bangsa Indonesia.

Radikalisme, menurut Ibas, dapat merusak persatuan bangsa dan harus dilawan dengan strategi yang tepat. “Menjaga sikap toleransi tidak hanya beragama, berbudaya, tetapi juga berkehidupan. Kita mamstikan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan itu merata. Kita juga ingin mendorong agar masyarakat dapat menghargai lebih terhadap perbedaan agama, budaya, etnis sebagai bagian dari keragaman nasional kita,” ujar Ibas dengan penuh semangat.

Ia juga mengingatkan bahwa deradikalisasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Salah satu pendekatan yang penting adalah edukasi nilai-nilai kebangsaan sejak dini, terutama melalui keluarga.

“Kita juga perlu mendorong agar tidak hanya individunya, tetapi peran keterlibatan keluarga, lingkungan, masyarakat, juga harus tahu bagaimana kita bisa menjaga lingkungan yang sehat, lingkungan yang jauh dari faham-faham radikal dan ekstrim, lingkungan yang lebih toleran.” tambah Ibas.

“Kita tidak ingin juga teradu domba, terkoyak-koyak kehidupan kita akibat pikiran satu dan dua yang mungkin salah yang keliru. Peran keluarga, tokoh masyarakat di tempat yang lebih mikro, yang lebih kecil sangat dibutuhkan.

Ia juga menegaskan pentingnya pendidikan yang merata untuk mencegah marginalisasi yang sering menjadi akar radikalisme. “Dengan kecerdasan, tentunya dengan kreativitas, dengan pengetahuan yang beragam, kita bisa melawan pengaruh ideologi radikal tersebut. Melalui pendekatan rehabilitasi, reproduksi, resosialisasi, pembinaan wawasan kebangsaan, pembinaan keagamaan, dan pembinaan kewirausahaan, kita insyaallah bisa membuat negara kita tetap tegak berdiri seribu dan selama kita ada di tanah air ini. Kita bisa, setujuuu..?” imbuh Ibas, yang kembali disertai seruan mahasiswa.

Ibas juga menyampaikan pandangannya tentang langkah strategis yang harus diambil oleh generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan. Menurutnya, generasi muda perlu memahami dan mengamalkan nilai Bhinneka Tunggal Ika, membangun harmoni dalam keberagaman, serta menghargai perbedaan sebagai kekayaan bangsa. Selain itu, mereka juga harus meningkatkan literasi digital dan pemikiran kritis, sehingga mampu menggunakan media sosial dengan bijak untuk menangkal hoaks dan propaganda radikal.

Mengakhiri acara, Ibas menyampaikan optimismenya terhadap masa depan bangsa jika generasi muda mampu menjaga persatuan dan terus mengamalkan nilai-nilai empat pilar kebangsaan. “Hebatnya negara kita, baiknya negara kita, beruntungnya negara kita, karena kita memiliki empat pilar kebangsaan dan kita semua yang ada di sini, termasuk yang ada di mana pun, termasuk keluarga-keluarga kita!” pungkasnya.

Acara Sosialisasi 4 Pilar ini menjadi pengingat bahwa di tengah keberagaman yang dimiliki, bangsa Indonesia dapat tetap bersatu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah menjadi fondasi negara. Dengan kolaborasi seluruh elemen bangsa, radikalisme dapat dilawan dan persatuan dapat terus diperkuat.

Doni, salah satu peserta acara dari Universitas Makasar menyadari perannya dalam melawan radikasilme dan menyampaikan rasa bangganya pada acara ini.

“Kita sebagai generasi muda, memiliki potensi besar terdampak radikalisme sekaligus berperan besar melawannya. Sehingga, kami senang dan bangga bisa diajak berdiskusi di acara ini. Terima kasih banyak Mas Ibas dan MPR RI, walaupun saya datang dari jauh, tapi sangat bermanfaat,” katanya.

Bagikan Artikel ke

BERITA LAINNYA
NASIONAL - Dukung Revisi UU Perlindungan Konsumen, Ibas: Ekonomi Tumbuh, Usaha maju, Konsumen Terlindungi NASIONAL - Ibas: RUU TNI Harus Tetap Kedepankan Supremasi Sipil dan Berikan Penguatan Untuk Kedaulatan Negara  NASIONAL - Dukung FKPPI Tangguh, Merakyat dan Sejahtera, Ibas: Generasi Muda Jadi Pilar Kedaulatan dan Kemandirian Bangsa NASIONAL - Demokrat Tetap Kritis & Objektif Dukung Pemerintahan Prabowo, Ibas: Hati Kita Harus Bersama Rakyat NASIONAL - Fraksi Partai Demokrat Peduli dan Berbagi, Ibas: Rakyat Tidak Boleh Susah, Rakyat Mesti Bahagia