Jelang Ramadan, Ibas Ingatkan Kemendag Soal Stok dan Stabilitas Harga Komoditas Pangan
Beberapa harga komoditas bahan pangan saat ini melambung tinggi. Mulai dari cabai, minyak goreng, daging, telur, dan masih banyak lagi. Anggota Komisi VI DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono pun meminta Kementerian Perdagangan dan kementerian/lembaga terkait untuk segera menuntaskan permasalahan tersebut, terlebih bulan Ramadan akan segera tiba.
“Apa lagi dalam waktu dekat kita mengetahui bulan Ramadan tiba, Bapak (Mendag) sudah bisa merumuskan. Bagaimana caranya kita mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan tentu tidak situasional, kita berbicara tahunan, kita berbicara jangka panjang. Tidak hanya disalahkan Menterinya saja, Kepala Daerahnya saja, Anggota DPRnya saja, tetapi kita semuanya akan terlibat di situ,” kata Ibas, sapaan akrabnya, pada rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Mendag di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Ibas pun menyampaikan tiga hal pendapatnya mengenai permasalahan komoditas barang yang sedang terjadi. Pertama, mengapresiasi Pemerintah untuk menuntaskan harga minyak kemasan sesuai mekanisme pasar agar terjadi keseimbangan antara para penjual dan pembeli. “Para penjual juga tidak boleh tidak untung, tetapi juga para pembeli juga jangan sampai mereka tidak mampu membelinya dengan harga yang terjangkau,” ujar Ibas.
Ibas mendukung Pemerintah untuk mempertahankan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak curah. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat pada masyarakat dan mendorong penjualan untuk meningkatkan produksinya, sehingga kelangkaan minyak goreng yang saat ini terjadi di pasaran dapat teratasi. Kemudian Ibas juga berharap kebijakan ini juga bisa sampai dengan pasar tradisional bukan hanya di pasar modern, mengingat keberagaman kondisi masyarakat Indonesia.
Namun, menurutnya kebijakan ini juga perlu dipantau karena dapat berisiko menimbulkan penimbunan minyak goreng. "Kebijakan ini juga memiliki permasalahan, atau kontranya terhadap apa yang sudah dilakukan Pemerintah dalam waktu dekat kemarin. Pelepasan HET beresiko memberikan kesempatan spekulan untuk makin menimbun minyaknya, karena kita lepas harganya. Justru di situ ada celah mereka untuk menimbun, dengan harapan harga akan terus melambung tinggi, sehingga bisa mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya," jelasnya.
"Mengingat juga bahwa Ramadan segera tiba. Harga minyak sesuai mekanisme pasar juga beresiko untuk semakin meningkatkan harga akibat peningkatan kecenderungan konsumsi masyarakat. Bisa saja setelah kita mengatur kebijakan yang begitu baik, justru masyarakat akan semakin semangat membeli, apalagi menjelang bulan puasa. Ini harus kita antisipasi agar tidak terjadi di kemudian harinya," imbuhnya.
Kedua, Kemendag juga harus mempersiapkan kebijakan dalam memitigasi dampak negatif perang Rusia dan Ukraina. Ukraina dikenal sebagai breadbasket di Eropa yaitu menghasilkan gandum sebesar 10 persen, dan Rusia menghasilkan gandum sebesar 20 persen. Berarti ada total 30 persen gandum terkendala di tingkat dunia akibat perang dua negara ini. Indonesia sebagai pengimpor gandum pun, didesak untuk mempersiapkan hal tersebut.
"Nah atas dasar ketahanan pangan kita menjelang Ramadan, kita ingin memastikan Kementerian Perdagangan juga mempersiapkan hal tersebut. Jangan sampai ada kelangkaan roti, kelangkaan mi, dan sereal di pasaran. Ini adalah hajat hidup, UMKM salah satunya, yang juga kita konsumsi di kota dan di desa," ungkap Ibas.
Ketiga, Anggota DPR RI dapil Jawa Timur VII ini juga menyayangkan atas sikap Kemendag yang menuduh masyarakat menimbun minyak goreng sampai berdus-dus. "Saya mewakili masyarakat di dapil, kita ingin Pak Menteri mendengar keluhan dan aspirasi mereka. Mereka ingin dijawab apa yang mereka rasakan hingga hari ini dan tidak terlalu lama berlarut, supaya tidak terjadi kegaduhan. Kata-kata kegaduhan ini penting untuk kita perhatikan. Saya justru ingin mengingakatkan bahwa api dalam sekam ini kemudian berlanjut lebih keras."
"Jadi kalau ada statement, yang mengatakan rakyat juga berbondong-bondong beli minyak berdus-dus, menurut saya itu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Pak beli segitu wong barangnya langka, harganya mahal, mungkin reseller. Daya beli mereka pun masih terganggu apalagi membeli adlam jumlah yang sangat besar," tambahnya.
Meski begitu Ibas tak lupa mengapresiasi kegiatan Kemendag yang melakukan revitalisasi pasar. "Saya juga harus jujur Pak, dalam kunjungan kami ke dapil, mereka juga mengapresiasi kegiatan Kemendag yang selama ini melakukan revitalisasi pasar, itu sangat berarti bagi mereka. Tapi tolong dalam konteks perdagangan komoditas di tingkat rakyatnya, Pak Menteri juga harus mengantisipasi dan menjalankan sebaik-baiknya."
Terakhir Wakil Ketua Banggar DPR RI ini pun mengingatkan Kemendag tentang kebutuhan rakyat harus terpenuhi. "Kebutuhan mereka harus dipenuhi terlebih dahulu Pak, tersedia barangnya harus ada dengan harga yang terjangkau," tutupnya.