Perjuangkan Kesejahteraan Rakyat, Ibas Bantu Bumil Hingga Petani Jeruk Pamelo Lebih Berkembang
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) berkunjung langsung ke Desa Tamanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ia datang untuk menilik Perkebunan Jeruk Pamelo yang ada di desa tersebut. Ada hal yang berbeda dalam kedatangannya kali ini, ia turut serta mengajak ibu hamil dan balita yang ada di Desa Tamanan untuk bertemu.
Ajakan Ibas ini bukan tanpa alasan. Pada kesempatan tersebut, rupanya selain melihat perkebunan jeruk, ia juga menyalurkan bantuan berupa paket sembako untuk warga serta biskuit gizi (MPASI) tinggi untuk ibu hamil dan balita. Bantuan ini merupakan bukti nyata perhatian Ibas terhadap kesehatan ibu hamil dan balita.
“Istri kulo, Aliya, juga sedang hamil. Alhamdulillah. Insya Allah menanti anak keempat. Mohon doanya, nggeh sedherek, semoga lancar persalinannya sama seperti persalinan ibu-ibu semua yang sedang mengandung,” kata Ibas ketika menyapa para ibu hamil dan balita. “Selain itu, saya juga memberikan bantuan makanan pendamping asi, anak-anak Mas Ibas dan juga Mbak Aliya di Jakarta mengonsumsi makanan pendamping asi ketika masih bayi. Semoga itu bisa memperkuat imunitas serta menjadi vitamin untuk masa depan mereka,” sambungnya.
Ibas berpesan kepada para ibu hamil agar nantinya tetap memberikan asi eksklusif untuk bayinya. Asi merupakan makanan langsung dari Tuhan, Allah SWT yang diberikan secara gratis. Di samping itu, asi memiliki kandungan gizi tinggi tiada tara yang bisa melindungi bayi dari berbagai penyakit dan meningkatkan kecerdasan serta lain sebagainya. “Semoga kelak anak-anak kita menjadi anak yang berbakti pada orang tua, baik ibadahnya, jadi anak yang pnitar, kemudian berhasil jadi pemimpin-pemimpin hebat,” doa Ibas yang disambut ‘Amiin’” secara kompak oleh seluruh warga yang hadir.
Dalam kunjungannya di Desa Tamanan, Ibas kemudian menyempatkan waktunya bertemu dengan petani jeruk di Perkebunan Jeruk Pamelo. Jeruk Pamelo merupakan jeruk syarat khasiat khas Kabupaten Magetan yang juga dibudidayakan. Bentuknya hampir mirip dengan jeruk bali, tetapi jeruk pamelo memiliki daging berwarna merah tanpa biji dan rasanya lebih manis.
“Saya datang ke sini, katanya ada jeruk yang paling terkenal di Magetan, Jeruk Pamelo. Sudah pada merasakan belum? enak? manis atau asam?” tanya Ibas ke warga, yang langsung dijawab serempak “manis Mas….” “Alhamdulillah kalau sudah mencicipi, itu artinya kita ikut melestarikannya,” kata Ibas. Ada istilah jeruk makan jeruk, ya ini namanya warga menanam dan warga juga yang memakan, disambut seloroh warga, “leres Mas..”
Budidaya jeruk pamelo di Desa Tamanan sudah ada sejak tahun 60-an. Hingga saat ini, perkebunan jeruk pamelo terus dikembangkan oleh warga karena ini menjadi pendapatan tertinggi desa. “Bedanya jeruk kami dengan pamelo yang lain, punya kami lebih tahan lama bisa sampai dua bulan. Alhamdulillah distribusi meluas sampai ke luar kota, ada di Jakarta, Bandung, dan Bali,” ujar salah satu petani jeruk.
“Masya Allah, ternyata banyak banget ya kelebihannya. Harus terus dikembangkan, karena ini sangat berpotensi besar,” kata Ibas sembari menyusuri perkebunan jeruk.
“Terus untuk pengembangannya apa ada kendala?” lanjut Ibas. “Ada Mas, pertama sulit mendapatkan pupuk subsidi. Selain ada penjatahan, administrasinya juga sulit. Harus bawa KTP, KK, dan lain-lain. Mungkin maksudnya supaya tidak diperjualbelikan lagi, tapi jujur saja kami petani justru merasa terbebani. Nah, kedua kalau pupuk non subsidi, harganya terlalu mencekik Mas Ibas,” jawab petani lagi.
“Kalau pupuknya pakai apa?” tanya Ibas lagi. “Ini pakai NPK, tapi juga dicampur dengan pupuk organik. Dua-duanya dibutuhkan,” jawab petani jeruk.
“Tidak hanya di perkebunan jeruk, sebelumnya saya juga mendapat uneg-uneg dari petani tebu tentang kesulitan pupuk ini, Insya Allah, sebagai wakil rakyatnya Bapak-Ibu, saya akan senantiasa memperjuangkan, menyampaikan aspirasi Panjenengan sedoyo, agar ada kebijakan atau solusi yang tentunya tidak merugikan petani kita,” ungkap Ibas.
Sebagai wujud nyata dukungan Ibas dalam meningkatkan perekonomian warga, Ibas memberikan bantuan pupuk dan alat semprot hama untuk perkebunan Jeruk Pamelo. Ia berharap bantuan ini dapat bermanfaat dan bisa membantu meningkatkan hasil panen Jeruk Pamelo.
Bagus, seorang petani jeruk Desa Tamanan menyampaikan apresiasi besarnya atas kegiatan yang dilakukan Ibas di desanya, ia juga menyampaikan harapan besarnya.
“Dengan adanya acara dari Mas Ibas ini sangat membantu masyarakat kami Desa Tamanan. Adanya bantuan-bantuan yang diberikan, sehingga kami semua bisa menikmatinya. Tentu kegiatan ini semoga bisa membantu memperkenalkan jeruk pamelo ke seluruh wilayah Indonesia. Saya mendoakan semoga Mas Ibas bisa senantiasa menjadi pemimpin yang amanah, terus mencintai rakyat, dan dicintai rakyat. Semoga bisa terus membantu kami mengembangkan kebun jeruk pamelo ini juga, dan membantu kami menyampaikan kesulitan pupuk ke pihak atas (Pemerintah).”
Dewi Puji Astuti, salah seorang warga Desa Tamanan yang tengah mengandung merasa terharu atas kedatangan dan bantuan yang diberikan Ibas. “Terima kasih banyak, Mas Ibas, matur nuwun sanget. Semoga Mas Ibas bisa menjadi pemimpin yang selalu baik hatinya dan bisa menjadi panutan untuk semuanya. Sosok yang bersahaja dan peduli dengan kami rakyat kecil, jauh-jauh datang dari Jakarta, terima kasih banyak,” ucapnya sembari menahan air mata dan mengelus perutnya.
Kemudian, Ninok, salah satu pengurus PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Desa Tamanan, mewakili masyarakat juga menyampaikan terima kasihnya. “Tentu kami sangat ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mas Ibas. Sudah mau peduli dan membantu langsung masyarakat di sini. Mulai dari ibu hamil, balita, warga secara umum, sampai para petani jeruk, alhamdulillah. Semoga kebaikan Mas Ibas dibalas oleh Allah SWT, diberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk Mas Edhie Baskoro dan keluarga, amin.”