Audiensi Bersama Calon Deputi Gubernur BI, F-PD Sampaikan 9 Catatan Penting

Fraksi Partai Demokrat (F-PD) DPR RI menggelar audiensi virtual fit and proper test bersama Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Senin (28/11/21). Dua nama calon yang diajukan oleh Presiden tersebut adalah Juda Agung (Asisten Gubernur - Kepala Kebijakan Makroprudensial BI) untuk menggantikan Sugeng dan Aida S Budiman (Asisten Gubernur - Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI) untuk menggantikan Rosmaya Hadi. Rencananya Komisi XI DPR RI akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan pada 30 November 2021.
Oleh karena itu, tujuan F-PD mengadakan audiensi virtual ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kesesuaian kompetensi dan kualitas integritas, serta ide dan strategi yang dimiliki para Calon Deputi Gubernur BI bagi pemulihan perekonomian Indonesia jika terpilih menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia.
Dalam audiensi tersebut, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Dr. Edhie Baskoro Yudhoyono, M.Sc., mengawali sambutannya dengan mengucapkan selamat pada kedua calon.
“Pertama saya mengucapkan selama kepada Pak Juda dan Bu Aida. Sebuah jabatan yang dapat kita katakana bergengsi serta menentukan untuk kemajuan regulasi moneter dan keputusan penting yang akan disahkan oleh lembaga bank sentral Republik Indonesia. Keduanya bukan tokoh asing untuk Indonesia dan BI, sudah tiga dekade mengabdi diri pada Bank Indonesia juga sering bekerja sama dengan DPR RI. Secara ilmu, pengalaman, dan kolaborasi sudah melalui proses kelembagaan dan sudah mengikuti ujian pasang surut ekonomi kita. Tidak perlu diragukan lagi,” ungkapnya.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI tersebut menekankan bahwa sebagai wakil rakyat pastinya ia dan anggota FPD memberikan penilaian kepada kedua calon dengan perspektif yang memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.
“Secara sederhana kami sebagai wakil rakyat tentu akan menggunakan kacamata kepentingan rakyat dalam memberikan penilaian ataupun lebih lanjut memberikan dukungan kepada Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia,” kata Ibas.
Menurut Ibas, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih jauh dari kata stabil. Berbagai isu ekonomi termasuk upaya pemulihan pasca pandemi Covid-19, masih menjadi perhatian utama. “Bahkan akhir-akhir ini, kita melihat negara-negara di Eropa tengah mengalami the next wave Covid-19. Negara di Afrika juga merasakan penyebaran varian baru yang dapat mengganggu kestabilan kesehatan dan perekonomiannya. Sehingga bangsa kita harus tetap waspada dan harus selalu siap dalam berbagai kemungkinan dan ketidakpastian tersebut,” tegasnya.
Oleh karena itu, dengan situasi tersebut, menurut Ibas perlu adanya kebijakan yang bersifat antisipasi, adaptasi, dan kreatif yang tepat dan cepat. Selanjutnya Ibas menyampaikan sembilan catatan dari Fraksi Partai Demokrat untuk kedua calon. “Saya sebagai ketua fraksi selain memberikan dukungan juga memberikan beberapa catatan juga pandangan untuk perkembangan ini. Mudah-mudah tidak menggurui, tapi merupakan catatan dari F-PD,” katanya.
Sembilan catatan tersebut ialah, pertama F-PD berharap kebijakan makroprudensial yang dijalankan BI lebih berpihak pada kepentingan petani, nelayan, usaha mikro kecil dan menengah, UMKM, sektor riil, serta tentunya untuk kepentingan ekonomi nasional baik saat ini maupun pasca Covid-19 nantinya.
Kedua, F-PD berharap kebijakan makroprudensial yang dijalankan BI juga harus mampu mewujudkan kebijakan makroprudensial yang pro growth, pro poor, pro job, pro environment, serta menjalankan inklusi keuangan dengan memperhatikan aspek national cycle, regional cycle, dan global cycle. “Saya pikir ini juga sering muncul dari pandangan Fraksi Partai Demokrat ketika melakukan pembahasan di DPR RI,” tambahnya.
Ketiga, F-PD ingin memastikan agar kebijakan lintas devisa yang dijalankan BI, harus lebih mengutamakan kepentingan nasional dan memberikan pembatasan pada arus modal asing yang bersifat jangka pendek, spekulatif, dan fluktuatif. Sehingga ke depan harus memiliki rumusan yang lebih mengutamakan kepentingan ekonomi nasional.
“Keempat, kondisi saat ini inflasi relatif rendah, karena dua tahun terakhir adanya pandemi Covid-19. Namun F-PD terus mengingatkan untuk memperkuat peranan BI dalam pengelolaan pengendalian inflasi baik di pusat maupun daerah,” papar Ibas.
Catatan selanjutnya F-PD mendorong koordinasi antara BI dan pemerintah terkait pengelolaan perubahan nilai tukar dan tekanan nilai tukar terhadap beban fiskal negara. Menurut Ibas hal ini menjadi concern bersama agar nilai tukar lebih stabil.
F-PD juga mendorong upaya mengoptimalkan dalam menarik devisa hasil ekspor untuk masuk ke perbankan dalam negeri melalui optimalisasi kebijakan BHE atau devisa hasil ekspor, maupun instrumen kebijakan lainnya, sehingga berdampak positif terhadap perekonomian nasional. “Kami akan menggarisbawahi dan mendorong agar lebih optimal ke depannya, apalagi ekspor di situasi seperti saat ini sangat dibutuhkan sebagai penerimaan negara,” jelas Ibas.
Ketujuh, F-PD mendorong agar kebijakan moneter dan makroprudensial yang dijalankan oleh BI juga berpihak pada pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah. Menurut Ibas market pasar perbankan syariah besar, sehingga ia meminta untuk terus diperhatikan.
“Kedelapan F-PD terus mendorong upaya di dalam perwujudan pembayaran nasional, atau yang sering kita dengar national payment gateway, yang tak hanya mengkoneksikan kartu debit tetapi juga uang elektronik. Ini termasuk peredaran uang khusus yang layak edar, bisa benar-benar sampai ke seluruh pelosok Indonesia. Ke depan dapat memudahkan masyarakat kita melakukan transaksi dengan satu karya, termasuk memudahkan pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial melalui kartu elektronik,” paparnya.
Terakhir, F-PD menilai kinerja dewan gubernur BI juga harus memiliki dan menetapkan indikator kinerja utama untuk masing-masing dewan gubernurnya, sebagai bagian dari fungsi check and balances. “Tentunya kami juga mengawasi tatapi di internal harus ada semacam penilaian performa indeksnya,” tambah Ibas.
“Akhir kata, kami berpesan agar setiap kebijakan yang nantinya didorong haruslah kebijakan yang berpihak pada rakyat, memikirkan bagaimana nasib rakyat, dan berempati bersama rakyat berkelanjutan. InsyaAllah bisa mengemban amanah nantinya, dengan ide kreativitas, thinking out of the box, dan dalam aksi karya nyata, serta sinergi dan harmonis antar seluruh stakeholders. Semoga apa yang kita upayakan dapat membawa kebaikan dan kemajuan terhadap bangsa kita tercinta. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit!” pungkasnya.
Juda Agung, Calon Deputi Gubernur BI yang akan menggantikan Sugeng, mengucapkan terima kasihnya kepada Ibas atas apresiasi dan beberapa saran yang diberikan.
“Pak EBY, terima kasih sekali atas sembilan arahan tadi. Akan sangat kami perhatikan, dan kelihatannya sudah sesuai dengan arah kebijakan BI. Saya diminta menggantikan di bidang sistem pembayaran, jadi nanti visi yang akan kami sampaikan lebih banyak tentang sistem pembayaran, khususnya adalah di bidang ekonomi dan keuangan digital. Bagaimana membantu masyarakat kecil terutama UMKM agar bisa bangkit melalui digitalisasi pemasaran, pembayaran, dan juga akses keuangan,” ungkapnya.
“Pak EBY yang saya hormati, terima kasih atas waktunya di tengah kesibukan. Sangat apresiasi, tadi juga semua pesan-pesannya kami catat dengan baik, dan InsyaAllah akan kami jalankan. Komitmen untuk tetap berbakti pada negeri ini, siap untuk bekerja sama, dan selalu mengupayakan yang terbaik untuk negeri,”
Senada dengan Juda Agung, Aida S Budiman juga menyampaikan apresiasinya pada Ibas dan F-PD, serta menyatakan kesiapannya untuk menjalankan amanah dan bekerja sama membangun bangsa Indonesia. “Pak EBY yang saya hormati, terima kasih atas waktunya di tengah kesibukan. Sangat apresiasi dan tadi juga semua pesan-pesannya kami catat dengan baik, dan InsyaAllah akan kami jalankan. Komitmen untuk tetap berbakti pada negeri ini, siap untuk bekerja sama, dan selalu mengupayakan yang terbaik untuk negeri,” katanya.