Nasional

Aroma Seribu Rasa Kopi Terbayangkan, Ibas: Dukung Petani Kopi Sejahtera dan Kedai Kopi Berjaya


Aroma Seribu Rasa Kopi Terbayangkan, Ibas: Dukung Petani Kopi Sejahtera dan Kedai Kopi Berjaya

Wakil Ketua MPR RI Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyoroti pentingnya kesejahteraan petani kopi, peluang ekonomi, dan koneksi antar generasi dari pengembangan komoditas kopi di Tanah Air. Ia mendorong penguatan regulasi untuk mendukung UMKM dan ekspansi pasar global. Pemerintah, menurutnya, harus berperan aktif memfasilitasi agar industri kopi Indonesia makin kompetitif dan maju mendunia.

Hal tersebut disampaikan Edhie Baskoro Yudhoyono Ketua FPD DPR RI dari Partai Demokrat dalam acara Audiensi Kebangsaan dengan topik “Kopi & Koneksi: Cerita Kita Tentang Hidup di Era Smart Society’, di gedung MPR RI (15/4/25)

“Aroma kopi seribu rasa tak terbayangkan. ‘Every sip of coffee give us a sensorial journey with smile, warm and peace’. Setiap tegukan kopi memberikan sensasi perjalanan dengan senyuman, terasa hangat dan damai. Banyak orang yang bilang kopi akan membuat kita menjadi lebih sehat dan tenang. Kadang orang minum kopi itu juga membuat lebih damai. Saya tidak mengerti juga, orang stress sih stress saja ya kann?!. Tapi ya, itu yang mereka katakan tentang kopi,” canda Ibas mengawali sambutannya yang langsung dihadiahi tawa lepas peserta.

“Ada stigma, minum kopi itu gak bikin ngantuk, padahal gak ngaruh juga ya?!. Tidur mah tidur aja, ngopi-ngopi saja. Tapi ada bayangan dan pikiran yang mengatakan kalau ngopi itu membuat hidup kita menjadi lebih panjang,” candanya lagi.

Edhie Baskoro Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini kemudian menyampaikan, jika berbicara kopi maka juga harus memperhatikan kesejahteraan petaninya. “Tapi kalau kita bicara kopi terus tukbuh yang harus terus kita adalah, kita harus juga memperhatikan the ‘real wealth of petaninya’ (kesejahteraan petani sesungguhnya). Petani kita di daerah ada juga yang membutuhkan peningkatan kesejahteraan lebih tinggi lagi. Karena tanpa mereka kita tidak akan dapat kopi di hilir.”

“Sehingga harus ada timbal balik yang saling menguntungkan, harus ada standar pembelian. Saya ingin ke depan para petani kopi kita juga harus ada batas tingkat pembelian yang bisa menguntungkan mereka. Sehingga kita membagi keuntungan,” lanjutnya.

Edhie Baskoro yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin ini kemudian membahas berbagai tantangan di dunia perkopian Indonesia. Mulai dari ketersediaan lahan hingga iklim. “Tantangan terkait ketersediaan lahan yang semakin berkurang akibatnya pengembangan perdesaan, perkotaan kita. Tapi juga ada in-effisiensi dalam pertanian atau perkebunan kopi kita. Sehingga produksinya belum optimal dan banyak digantikan dengan usaha-usaha yang lain.”

“Tantangan lainnya, di hulu ada iklim yang sering berubah. Kita hanya punya dua musim, panen dan paceklik, hujan dan kering. Kalau kedapetan keringnya terus, berarti kan stok kalian yang di hilir juga menjadi mahal. Dan tidak bisa digantikan dengan cara yang lain,” terangnya lebih jauh.

Oleh karena itu, menurutnya tantangan tersebut harus diantisipasi. Belum lagi dengan kehadiran teknologi, seperti AI dan teknologi pertanian (modern farming). “Sehingga petani kopi kita juga harus mengenal peralatan modern, yang bisa meningkatkan produktivitas sehingga margin keuntungan menjadi lebih besar,” katanya.

Selain itu, Edhie Baskoro Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini juga menyoroti kreatifitas turunan kopi yang bisa dikembangkan, seperti makanan, kue, dan lainnya, serta kreativitas dari branding produk. “Itu juga salah satu cara memperkenalkan kopi dan membuat satu produk untuk berkelanjutan dalam mengkonsumsi kopi-kopi dalam negeri.”

Lebih lanjut Ibas juga menyampaikan akan terus mengawal agar regulasi peraturan dan undang-undang terkait perdagangan kopi, pertanian kopi, dan pengembangan kopi bisa secara tepat.
“Apakah itu UU terkait dengan perkebunan, UU terkait indikasi kopi lokal dan seterusnya, supaya ada keberpihakan juga terhadap usaha mikro kita. Kalau dikatakan UMKM kita sebagian besar memiliki kontribusi terhadap kopi, ya why not? (kenapa tidak). Kalau kita juga melindungi mereka. Bahkan Presiden Prabowo juga hobinya ngopi.”

“Sehingga saya yakin Indonesia harus terus bertahan, bersaing dan kalau kita sekarang empat besar, kita bermimpi pada satu ketika, ‘we are the champion of coffee in the world’ (kita pemenang kopi di dunia),” katanya dengan penuh semangat.

Di lain sisi, Ibas menyampaikan bahwa penting persaingan yang mutlak itu, tidak bisa dibatasi, sehingga para produsen harus bisa memperdagangkan, memperkenalkan, meyakinkan konsumen untuk merasakan dalam membeli produknya.

Promosi, transparansi label Usaha dan kerja keras tersebut, juga harus diimbangi dengan dukungan dari Pemerintah. “Pemerintah harus memfasilitasi. Jika usaha yang bergerak dengan cepat dan berkembang di seluruh Tanah Air, pendapatan negara pun juga ikut meningkat.”

“Pendapatan meningkat, pajak pun masuk, program-program terkait dengan pengembangan kewirausahaan, keterampilan, dan pelatihan untuk para petani itu pun semakin lebih meningkat,” tegasnya.

Salah satu peserta, Rani Mayasari pendiri Java Halu Coffee Farm, menyampaikan aspirasinya pada pertemuan ini. “Petani kopi itu pada dasarnya bisa tumbuh di hutan namun landscape hutan itu bahaya, terjal, sehingga kami coba berdayakan ibu-ibu untuk bisa menanam kopi di kepun belakang rumah. Pak Ibas, selama ini juga belum ada punishment dan regulasi dari prosesor kopi yang tidak mengelola sampah dari kulit cherry kopi. Selain itu, kami juga memohon perhatian Pemerintah terkait penetrasi ke pasar Asia, terutama menindaklanjuti dan menghadapi tantangan penerapan tarif dari Amerika,” ungkapnya.

Pada akhir sambutannya, Edhie Baskoro pun mengajak seluruh pihak untuk sama-sama berkolaborasi dan bersinergi dalam memajukan komditas kopi Indonesia agar dapat menjadi sebuah koneksi unggul inspirasi antar generasi.

“Selamat berjuang. Kalian semuanya adalah orang terdepan untuk mensosialisasikan, mengembangkan, mengajak, dan tentunya menjadi pelaku secara langsung. Mari kita berkolaborasi, bersinergi, dan saya mendoakan serta mendukung usaha kopi ataupun apa yang kalian geluti semuanya itu maju.”

“Motivasi kita sama, ingin negara maju dan kemiskinan berkurang. Menciptakan lapangan pekerjaan dan penghasilan bagi kehidupan bangsa dan negara. Kalian adalah orang yang akan meneruskan kecintaan kopi kita dalam sebuah koneksi antara generasi,” pungkas Ibas Anggota DPR RI Dapil Jawa Timur VII ini.

Acara ini dihadiri oleh beberapa peserta di antaranya, Rani Mayasari pendiri Java Halu Coffee Farm; Ayi Sutedja petani kopi sekaligus Ketua Murbeng Puntang dan aktif dalam Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI); Adi Taroepratjeka Instruktur Q Grader Kopi Pertama di Asia Tenggara; dan masih banyak lagi.

Bagikan Artikel ke

BERITA LAINNYA
NASIONAL - Soroti Isu AI dan Perubahan Iklim di Universiti Malaya, Ibas: Ekonomi dan Ekologi Harus Bersahabat, Jadikan AI Peluang Bukan Ancaman NASIONAL - Bahas Geopolitik dan Geokonomi di Kuliah Umum Universiti Malaya, Ibas: Kita Tidak Perlu Memilih! Kita Bersatu, Berjuang Dalam Nilai-Nilai ASEAN NASIONAL - Bertemu Kementerian Digital Malaysia, Ibas Soroti Perkembangan AI, Keamanan Data dan Siber, Serta Ekosistem Digital ASEAN  NASIONAL - Bertemu Ketua Parlimen Malaysia, Ibas Dorong Sinergi ASEAN Wujudkan Ekonomi Hijau dan Kerjasama Perdagangan Berkeadilan  NASIONAL - Diplomasi Kebangsaan di Malaysia, Ibas Tegaskan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan dari Narkotika